Minggu, 23 November 2008

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) seperti halnya pada motor penggerak automobile, tenaga diperoleh dengan jalan membakar bahan bakar di dalam silinder. Loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan premium yang telah dikompressi oleh torak di dalam silinder. Karena pada motor premium proses pembakaran diawali oleh loncatan bunga api yang bertegangan tinggi pada ujung elektroda busi, maka diperlukan sistem pengapian untuk menghasilkan tegangan tinggi tersebut.
Pada sistem pengapian, tegangan 12 volt dari baterai tidak langsung menghasilkan induksi tegangan tinggi, untuk itu sistem pengapian dilengkapi dengan alat pemutus arus primer (platina dan kondensator) dan koil pengapian, sehingga tegangan output koil menjadi naik (Ginting:1999).
Menurut Supriatna (1999), dilihat dari jenis rangkaiannya, sistem pengapian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain, sistem pengapian konvensional (dengan baterai dan magnet), sistem pengapian transistor dengan induction type-pulse generator (menggunakan platina) dan hall effect (tanpa platina) dan sistem pengapian dengan pelepasan muatan dari Kondensator (CDI system).
Sistem pengapian konvensional menggunakan tegangan yang tersedia dari baterai maupun tegangan dari spul magnet. Mobil yang menggunakan pengapian secara konvensional pada umumnya menggunakan baterai sebagai penyedia arus dengan tegangan 12 volt, yang kemudian dinaikkan tegangannya oleh koil pengapian sampai mencapai 20.000 volt.


PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Prinsip kerja motor bensin empat langkah (4 tak) terdiri dari:
a. Langkah Isap
Pada langkah isap posisi katup hisap dalam keadaan terbuka, katup buang dalam keadaan menutup serta torak bergerak dari TMA menuju ke TMB. Akibatnya terjadi kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan terisapnya campuran udara dan premium masuk ke dalam silinder.
b. Langkah Kompressi
Setelah bahan bakar masuk ke dalam silinder torak masih bergerak dari TMA menuju ke TMB, katup isap mulai menutup sehingga kedua katup dalam keadaan tertutup. Dengan demikian bahan bakar (campuran udara dan premium) tersebut dikompressi oleh tekanan torak ketika torak bergerak dari TMB menuju TMA. Sesaat sebelum torak mencapai TMA, busi memercikkan bunga api listrik pada ujung elektrodanya yang menyebabkan terbakarnya campuran udara dan premium.
c. Langkah Usaha
Ketika campuran udara dan premium terbakar maka terjadi ledakan pembakaran yang menghasilkan tekanan yang tinggi, akibat dari tekanan yang tinggi menyebabkan terdorongnya torak dari TMA menuju TMB (langkah ekspansi). Gaya gerak yang ditimbulkan oleh gerakan torak yang menuju ke TMB diteruskan pada poros engkol melalui tangkai torak. Pada langkah usaha posisi kedua katupnya dalam keadaan menutup.
d. Langkah Buang
Pada langkah buang posisi katup isap dalam keadaan menutup dan katup buang dalam keadaan terbuka sehingga gas bekas keluar dengan sendirinya. Torak bergerak dari TMB menuju ke TMA, mendorong gas sisa pembakaran yang selanjutnya keluar menuju saluran keluar (exhaust manifold). 


   

Motor Bakar Torak

Motor Bakar
         Salah satu jenis penggerak mula yang banyak digunakan adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran. Dilihat dari perolehan energi termalnya mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yakni motor pembakaran luar (External Combustion Engine) dan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). 
       Motor pembakaran luar bahan bakarnya di bakar di ruang pembakaran tersendiri dengan ketel untuk menghasilkan uap, selanjutnya uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Jadi mesinnya tidak digerakkan oleh gas yang terbakar, akan tetapi digerakkan oleh uap air. 
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) adalah motor bakar yang pembakaran bahan bakarnya terjadi di dalam motor itu sendiri. Pada motor pembakaran dalam (Internal Combustuion Engine), menggunakan torak (reciprocating piston) dalam pengubahan energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, sehingga sering disebut dengan motor bakar torak (Suratman:2003). 
      Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor premium (Otto) dan motor Diesel. Perbedaan utama dari kedua motor bakar tersebut terletak pada sistem penyalaannya, pada motor diesel bahan bakarnya (solar) dinyalakan dengan proses penyalaan sendiri (Compression Ignition Engines) yakni udara murni dikompressi dengan tekanan yang tinggi oleh torak lalu disemprotkan solar dalam bentuk kabut hingga terbakar. Sedangkan pada motor premium, bahan bakarnya (campuran udara dan premium) dinyalakan oleh loncatan api listrik di antara kedua elektroda busi, oleh karena itu dinamai juga Spark Ignition Engines. 
        Dilihat dari prinsip kerjanya motor yang digunakan untuk penggerak suatu kendaraan dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor 2 tak dan motor 4 tak. Motor 2 tak adalah motor yang setiap satu kali proses pembakaran (siklus) memerlukan dua kali langkah torak dan satu kali putaran poros engkol. Motor 4 tak adalah motor yang setiap satu kali proses pembakaran (siklus) memerlukan empat kali langkah torak dan dua kali putaran poros engkol.