Kamis, 18 Desember 2008

Honda Mobil Paling Irit di Dunia


JAKARTA - Produk-produk Honda produksi 2008 dinobatkan sebagai mobil dengan efisiensi bahan bakar paling tinggi di antara semua merek lain di dunia. Selain itu, produk Toyota Prius juga dikenal sebagai mobil paling hemat di dunia.

Dalam laporan yang dirilis oleh Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, mobil-mobil Honda mampu mencapai efisiensi bahan bakar rata-rata 10,03 km/liter.

Sementara itu, produk ramah lingkungan dari Honda, yaitu Honda Civic Hybrid dinyatakan sebagai mobil paling hemat bahan bakar di urutan kedua di dunia, dengan rata-rata konsumsi mencapai 18,23 km/liter.

Untuk 2008, EPA menggunakan metode baru untuk uji konsumsi bahan bakar, yang melibatkan kondisi perjalanan dalam kecepatan tinggi, penggunaan air conditioning, dan pengoperasian kendaraan dalam suhu udara rendah. Metode yang rampung dikembangkan pada 2006 tersebut dapat memberikan hasil yang lebih menggambarkan pencapaian konsumsi bahan bakar dalam kondisi yang sebenarnya.

EPA merupakan badan yang dibentuk oleh Pemerintah Amerika Serikat pada 1970, yang mempunyai misi untuk melindungi kesehatan manusia dan mencegah, serta memperbaiki kerusakan lingkungan hidup. Saat ini EPA mempekerjakan sekitar 17.000 orang di seluruh Amerika Serikat, yang terdiri dari berbagai profesi seperti insinyur, ilmuwan, sampai politisi. Badan yang berkantor pusat di Washington ini merupakan yang terdepan di Amerika Serikat dalam penelitian, edukasi, serta pengkajian di bidang lingkungan hidup.

Berikut data rata-rata konsumsi bahan bakar produk dari merek yang diuji EPA. Merek dan konsumsi bahan bakar:

1. Honda 10.03 km/liter

2. Toyota 9,94

3. Hyundai 9,60

4. Nissan 9,01

5. BMW 9,01

6. Volkswagen 8,92

7. General Motors 8,33

8. Ford 8,07

9. Chrysler 8,03.


Peringkat model mobil paling irit:

1. Toyota Prius 19,64 km/liter

2. Honda Civic hybrid 18,23

3. Ford Escape 13,39

Anton Suhartono - Okezone

Mengatasi Penurunan Akselerasi Mobil Diesel


Bicara mesin diesel dan mesin bensin, ada perbedaan karakteristik. Perbedaan tersebut terutama pada sistem pengapian. Mesin diesel menggunakan prinsip auto-ignition (terbakar sendiri), sedangkan mesin besin menggunakan prinsip spark-ignition (pembakaran yang dipicu oleh percikan api pada busi).

Karena perbedaan itu, seringkali mesin diesel (solar) mengalami penurunan akselarasi dibandingkan dengan mesin bensin. Ini bisa disebabkan solar bercampur air dan kotoran. Akibatnya, pembakaran tidak sempurna sehingga mobil tersendat-sendat.

Endapan air dan kotoran yang terjadi di dalam saringan solar harus diperhatikan. Bila endapan sudah terlalu banyak dapat terbawa masuk ke sistem saluran bahan bakar sehingga pompa dan nosel injector mudah berkarat serta aus. Untuk mengatasinya sangat mudah, yaitu dengan membuang kandungan air yang sudah mencapai ambang batas melalui water sedimenter. Caranya sebagai berikut:

1. Lakukan pemeriksaan rutin kandungan air, sebaiknya dilakukan setiap 5.000 km. Jika kurang dari batas itu, indikator sedimenter pada dasbor akan menyala.
2. Cara membuangnya kendurkan baut plastik di sebelah pompa tangan atau tepatnya di samping atas mesin. Buka baut plastik tadi seperlunya sampai cairan solar bercampur air menetes keluar.
3. Tekan pompa pembuangan dengan tangan ke atas dan ke bawah. Sambil memompa perhatikan cairan yang keluar dari sedimen, pertama kotoran lalu air.
4. Tadahlah buangan solar di baki penampung supaya tidak tercecer ke mobil. Karena jika tumpah, solar bisa membuat karet-karet/bushing jadi melar dan mengeras.
5. Setelah isi water sedimenter habis, putar tuas pompa melawan arah jarum jam untuk membuka kancing pompa agar kandungan air yang tersisa bisa keluar semua.
6. Kemudian tarik tuas pompa dan lakukan pemompaan secara teratur untuk membuang solar dan kotoran. Lakukan beberapa kali sampai benar-benar habis. Jika sudah yakin endapan telah habis semua kembalikan pompa ke posisi semula dan kunci kembali dengan memutar searah jarum jam. n sya/berbagai sumber

Agar Hemat Bahan Bakar

Bagi sebagian besar pemilik kendaraan di Indonesia, penggunaan bahan bakar yang hemat merupakan sesuatu yang penting. Menariknya, menghemat bahan bakar selain bisa mengurangi biaya konsumsi bahan bakar, ternyata juga dapat menghemat umur kendaraan. Sedangkan dari kacamata lingkungan, sedikitnya bahan bakar yang digunakan turut menekan tingkat polusi akibat gas buang kendaraan.

Berikut ini beberapa tip yang bisa Anda lakukan guna menghemat penggunaan bahan bakar pada mobil Anda. Untuk berhemat, harus dibiasakan untuk selalu menghindari kemacetan lalu lintas atau lalu lintas yang padat. Pasalnya, kemacetan yang berkepanjangan jelas akan menguras isi tangki mobil Anda.

Dalam hal berkendara, sebaiknya mulai dihindari kebiasaan menumpangkan kaki Anda di atas pedal kopling dan pedal rem. Hal ini akan menimbulkan keausan yang tidak perlu, terlalu panas (overheating), dan pemborosan bahan bakar. Sikap hemat juga harus ditunjukkan oleh kebiasaan menjaga kecepatan sedang di jalan bebas hambatan (tol), tidak perlu terlalu mengebut. Semakin tinggi kecepatan Anda, semakin besar konsumsi bahan bakar. Dengan kecepatan yang ideal (sekitar 80 km/jam) maka konsumsi bahan bakar juga akan berkurang.

Selain itu jangan sering-sering main gas. Jika terlalu sering menekan pedal gas, bahan bakar secara otomatis akan banyak keluar sehingga mengakibatkan pemborosan.

Jagalah ketepatan alignment (spooring) roda depan kendaraan Anda. Kesalahan alignment bukan hanya akan menyebabkan keausan ban lebih cepat, tetapi juga menambah beban pada mesin yang akhirnya terjadi pemborosan bahan bakar.

Hindari menabrak sisi badan jalan, dan perlambat di jalan yang rusak. Jaga agar bagian bawah kendaraan Anda bersih, bebas dari lumpur, dan lain sebagainya. Hal ini bukan hanya akan mengurangi berat kendaraan, tetapi juga dapat membantu mencegah terbentuknya karat.

Selain itu, kotornya saringan udara, kesalahan penyetelan karburator, kesalahan penyetelan katup, busi kotor, tercemarnya oli dan gemuk, salah penyetelan rem, dan lain-lainnya, selain akan menurunkan kemampuan mesin, juga menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. [L-11]

Perawatan Kopling Manual

SETIAP pengemudi kendaraan tentu pernah mengalami pemindahan tuas persneling yang macet, terutama pada sistem transmisi manual, seperti dialami pelanggan Emergency Roadside Assistance (ERA) Astra World.

Setiap bulan, ada saja pelanggan yang terjebak dengan masalah ini. Anehnya, kasus yang sering menimpa kendaraan sistem transmisi manual ini tidak terjadi pada saat mesin kendaraan tidak sedang dihidupkan. Masalah baru muncul ketika komponen gearbox mulai berputar, karena setelah itu tuas persneling tidak dapat dipindahkan ke posisi satu. Dipaksa pun tidak membantu, malahan dapat merusak mesin.

Menurut sejumlah teknisi, kondisi ini terjadi karena ruang gerak pedal kopling yang terlalu luas. Karenanya, perlu penyetelan ulang pada baut adjuster untuk memperkecil gerak bebas (free play) dari pedal kopling.

Pada umumnya, kopling mempunyai dua macam pergerakan. Pertama, pergerakan menggunakan kabel penerus pijakan pedal ke sistem transmisi yang ada di rumah kopling. Kedua, kopling dengan penggerak hidraulis.

Penyetelan pada mode kabel dilakukan di bawah rumah kopling yang juga sering disebut “kepala babi”. Penyetelan ini berupa pemutaran baut ke arah memperpendek gerak dari garpu pembebas yang ditahan kabel.

Pada model hidraulis, penyetelan ada di ujung pedal, pada bagian batang pendorong (push rod). Namun, masalah kesulitan pemindahan kopling ini juga ada kalanya akibat menipisnya kanvas kopling. Akibatnya, kendaraan berjalan pada putaran mesin tinggi atau kendaraan hanya berjalan pada tekanan pedal yang dalam. Jika penyebabnya kanvas, sudah tentu diperlukan penggantian dengan yang baru.

Guna mencegah berulangnya peristiwa di atas, penyetelan perlu dilakukan secara periodik pada jarak 10.000 km. Minyak kopling juga sebaiknya diganti periodik pada jarak 20.000 km. Perawatan rutin ini memang sangat penting dilakukan. Jangan sampai, kemacetan kopling ini terjadi pada saat kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi. (Y-5)

Merawat Kopling


Kopling merupakan piranti otomotif yang berfungsi menghubungkan atau melepaskan pengaruh putaran mesin dengan transmisi. Artinya bila sedang difungsikan, maka kopling akan memutus putaran mesin sehingga daya geraknya tak saling berkait dengan transmisi.

Lalu, bila kopling tak diinjak (difungsikan) maka rambatan putaran mesin akan kembali menggerakkan roda mobil bersangkutan. Singkatnya, kopling berfungsi sebagai ‘perantara’ yang mendukung kerja transmisi terhadap tingkat kecepatan mobil bergerak.

Karena pentingnya peran itu, kopling terbagi dalam sejumlah komponen yang masing-masing memiliki fungsi saling mendukung bagi optimasi tugas ‘perantara’ itu. Satu set kopling terdiri dari pilot bearing, clutch disc (piringan kopling), cover clutch (populer sebagai matahari), dan release bearing.

Bagian kopling yang paling sering mengalami keausan adalah clutch disc. Itu karena fungsi kopling yang harus selalu menahan gerak putaran, sementara gigi transmisi difungsikan. Bila bagian ini rusak maka mobil sama sekali tak bisa bergerak. Sementara kalau kerusakan pada bagian lain, umumnya hanya menyebabkan pedal kopling terasa bergetar.

Tak satu pun ahli dapat memperhitungkan secara tepat kapan seharusnya rangkaian satu set kopling itu perlu diganti. Apalagi bagi kondisi lalu lintas seperti Jakarta yang tak lepas dari kemacetan, kopling bisa saja mendadak rusak dan mobil pun mogok. Sejumlah tips perawatan dan pemakaian kopling berikut ini, kiranya perlu disimak.

Minyak kopling
Pada umumnya mobil menyatukan minyak untuk kepentingan kopling dan rem dalam satu wadah. Karena itu jangan pernah membiarkan tandon minyak kopling berkurang sedikit pun, walaupun teorinya terdapat batas minimun untuk level minyak yang boleh tersedia.

Bila mendapati kondisi itu, segera curigai bahwa berkurangnya jumlah minyak kopling tersebut akibat kebocoran. Yakinkan seluruh sambungan, khususnya yang berkait dengang piranti master atas maupun bawah, dalam posisi tak bocor. Bila evaluasi tak menunjukkan kebocoran, berkurangnya minyak itu bisa karena menguapnya minyak akibat terpaan suhu panas.

Standar penggantian minyak kopling yang direkomendasikan sejumlah produsen adalah sekitar 20.000 km. Ada baiknya segera ganti minyak sebelum melampaui batas angka tersebut. Gangguan pada fungsi minyak kopling akan menyebabkan pedal bila diinjak terasa kosong. Kondisi ini menyebabkan tidak bisa memindahkan gigi transmisi dan mobil dipastikan mogok.

Jangan kasar dan lama
Jangan terlalu kasar menginjak pedal kopling, begitu juga saat melepasnya. Karena, bila dilakukan dengan cara yang kasar maka sentuhan pelat kopling akan terasa lebih keras, hal ini akan mempercepat keausan.

Selain itu disarankan tidak menginjak pedal kopling terlalu lama. Hal ini untuk menghindari gesekan pelat kopling dengan tutup kopling dan roda penerus secara berlebihan. Sebab, bila dibiarkan dalam kondisi demikian maka pelat kopling akan terus mengalami panas sehingga kemungkinan aus lebih cepat.

Netralkan transmisi
Kala mengemudi dan mendapati lampu merah, sangat disarankan untuk lebih baik menetralkan posisi transmisi. Lalu menarik rem tangan. Kebiasaan ini penting sehingga tak terjadi perilaku menginjak kopling saat mobil tak bergerak.

Kebiasaan tetap menginjak kopling saat mobil menunggu antrean atau malahan ketika berada di tanjakan dengan memberlakukan kegiatan ’setengah kopling’ akan memacu kerusakan komponen kopling. Mesin pun acap terasa bergetar sehingga membuat fungsi karet mesin bisa-bisa juga terganggu.

Hindari lumpur dan genangan air
Terakhir yang paling utama diperhatikan adalah perlunya menghindari atau berupaya sesedikit mungkin melalui jalanan berlumpur dan berair keruh. Sebab kebanyakan mobil dirancang dengan adanya celah terbuka di bagian atas rangkaian kompling ini.

Setelah terkena air atau lumpur, bagian ini harus segera dibersihkan. Bila tidak, apalagi mobil kemudian tak dijalankan dalam jangak lama, maka proses korosi pun bisa menimbulkan gangguan fungsi kopling. bid/berbagai sumber

Minggu, 23 November 2008

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) seperti halnya pada motor penggerak automobile, tenaga diperoleh dengan jalan membakar bahan bakar di dalam silinder. Loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan premium yang telah dikompressi oleh torak di dalam silinder. Karena pada motor premium proses pembakaran diawali oleh loncatan bunga api yang bertegangan tinggi pada ujung elektroda busi, maka diperlukan sistem pengapian untuk menghasilkan tegangan tinggi tersebut.
Pada sistem pengapian, tegangan 12 volt dari baterai tidak langsung menghasilkan induksi tegangan tinggi, untuk itu sistem pengapian dilengkapi dengan alat pemutus arus primer (platina dan kondensator) dan koil pengapian, sehingga tegangan output koil menjadi naik (Ginting:1999).
Menurut Supriatna (1999), dilihat dari jenis rangkaiannya, sistem pengapian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain, sistem pengapian konvensional (dengan baterai dan magnet), sistem pengapian transistor dengan induction type-pulse generator (menggunakan platina) dan hall effect (tanpa platina) dan sistem pengapian dengan pelepasan muatan dari Kondensator (CDI system).
Sistem pengapian konvensional menggunakan tegangan yang tersedia dari baterai maupun tegangan dari spul magnet. Mobil yang menggunakan pengapian secara konvensional pada umumnya menggunakan baterai sebagai penyedia arus dengan tegangan 12 volt, yang kemudian dinaikkan tegangannya oleh koil pengapian sampai mencapai 20.000 volt.


PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Prinsip kerja motor bensin empat langkah (4 tak) terdiri dari:
a. Langkah Isap
Pada langkah isap posisi katup hisap dalam keadaan terbuka, katup buang dalam keadaan menutup serta torak bergerak dari TMA menuju ke TMB. Akibatnya terjadi kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan terisapnya campuran udara dan premium masuk ke dalam silinder.
b. Langkah Kompressi
Setelah bahan bakar masuk ke dalam silinder torak masih bergerak dari TMA menuju ke TMB, katup isap mulai menutup sehingga kedua katup dalam keadaan tertutup. Dengan demikian bahan bakar (campuran udara dan premium) tersebut dikompressi oleh tekanan torak ketika torak bergerak dari TMB menuju TMA. Sesaat sebelum torak mencapai TMA, busi memercikkan bunga api listrik pada ujung elektrodanya yang menyebabkan terbakarnya campuran udara dan premium.
c. Langkah Usaha
Ketika campuran udara dan premium terbakar maka terjadi ledakan pembakaran yang menghasilkan tekanan yang tinggi, akibat dari tekanan yang tinggi menyebabkan terdorongnya torak dari TMA menuju TMB (langkah ekspansi). Gaya gerak yang ditimbulkan oleh gerakan torak yang menuju ke TMB diteruskan pada poros engkol melalui tangkai torak. Pada langkah usaha posisi kedua katupnya dalam keadaan menutup.
d. Langkah Buang
Pada langkah buang posisi katup isap dalam keadaan menutup dan katup buang dalam keadaan terbuka sehingga gas bekas keluar dengan sendirinya. Torak bergerak dari TMB menuju ke TMA, mendorong gas sisa pembakaran yang selanjutnya keluar menuju saluran keluar (exhaust manifold). 


   

Motor Bakar Torak

Motor Bakar
         Salah satu jenis penggerak mula yang banyak digunakan adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran. Dilihat dari perolehan energi termalnya mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yakni motor pembakaran luar (External Combustion Engine) dan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). 
       Motor pembakaran luar bahan bakarnya di bakar di ruang pembakaran tersendiri dengan ketel untuk menghasilkan uap, selanjutnya uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Jadi mesinnya tidak digerakkan oleh gas yang terbakar, akan tetapi digerakkan oleh uap air. 
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) adalah motor bakar yang pembakaran bahan bakarnya terjadi di dalam motor itu sendiri. Pada motor pembakaran dalam (Internal Combustuion Engine), menggunakan torak (reciprocating piston) dalam pengubahan energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, sehingga sering disebut dengan motor bakar torak (Suratman:2003). 
      Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor premium (Otto) dan motor Diesel. Perbedaan utama dari kedua motor bakar tersebut terletak pada sistem penyalaannya, pada motor diesel bahan bakarnya (solar) dinyalakan dengan proses penyalaan sendiri (Compression Ignition Engines) yakni udara murni dikompressi dengan tekanan yang tinggi oleh torak lalu disemprotkan solar dalam bentuk kabut hingga terbakar. Sedangkan pada motor premium, bahan bakarnya (campuran udara dan premium) dinyalakan oleh loncatan api listrik di antara kedua elektroda busi, oleh karena itu dinamai juga Spark Ignition Engines. 
        Dilihat dari prinsip kerjanya motor yang digunakan untuk penggerak suatu kendaraan dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor 2 tak dan motor 4 tak. Motor 2 tak adalah motor yang setiap satu kali proses pembakaran (siklus) memerlukan dua kali langkah torak dan satu kali putaran poros engkol. Motor 4 tak adalah motor yang setiap satu kali proses pembakaran (siklus) memerlukan empat kali langkah torak dan dua kali putaran poros engkol.